Hari
yang suram
Demi
malaikat yang berkabung ditujuh lapis angkasa
Menabur
kidung pedih yang menyayat hati, merobek telinga
Ku
menangis bersusaha menggenggam bayanganmu yang sirna dibunuh cahaya
Demi
kata kematian yang kejam
Yang
meninggalkan setapak suram
Kupanjatkan
doa penuh nestapa
Diiringi
lonceng yang sudah tua
Kuakhiri
kematian metafora dengan menjemput kematian sesungguhnya
Demi
Kayu yang jadi bisu karena api yang menjadikannya abu
Kepergian
dan pengkhianatan adalah terkeji dalam dunia
Ketika
ia berkata
Aku
punya kekasih lain secerah bintang senja
Atau
Aku
tak bisa menerima karena kau terlalu baik untukku – Terlalu buruk memang ia
pelacur disudut gereja
Hari
Yang suram
Hari
yang baik untuk pulang
Dipeluk
tangan yang Maha terkasih
Kuteguk
racun semesta
Luruh
dagingku, kering darahku, susut tulangku
Karena
Kepergian dan pengkhianatan adalah hal terkeji dalam dunia
Comments
Post a Comment