Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2015

Review Novel Supernova Episode : Gelombang

            Review Novel Supernova episode Gelombang Penulis : Dee Lestari Penerbit : Bentang Pustaka Jumlah Halaman : 492 Hal. Tahun pertama terbit : 2014 Jujur ketika saya aku ketika membaca semua series Supernova, Gelombang lah yang membuat semua pecahan tanda tanya besar saya mulai terangkai. Mulai dari KPBJ, Akar, Petir, Partikel melahirkan sebuah pertanyaan dimana relasi semua itu akan bermuara maka Gelombang menjadi salah satu simpul penting untuk diketahui sebagai perangkai kisah cerita yang ditorehkan Dee lestari. Novel ini begitu sangat menakjubkan untuk dibaca serta sangat disayangkan bila dilewati dalam list baca anda Dalam series Supernova episode Gelombang menceritakan tentang seorang Alfa yang berasal dari keluarga berdarah Batak. Alfa terlempar ke Amerika serikat sebagai pendatang haram karena Alberth Einstein dan Issac Newton enggan untuk diajak bekerja oleh kenalan salah satu kenalan dari Ayah Alfa, sehingga Alfa membulatkan tekad untuk terbang ke A

Kisah Ujang dan Icih

Kuteringat sebuah kisah.. Tentang Ujang dan Icih.. Kisah tentang Ujang yang jatuh hati pada Icih.. Ujang dan Icih adalah teman yang selalu berbagai derai tawa, kadang juga muram duja.. Saling bercerita tentang taksiran, kadang saling menguatkan asa.. Saling unggah cerita diantara mereka, saling eksplorasi bahasa gaulnya.. Hingga masa menyeret mereka.. Ujang lama lama jatuh hati pada icih, kenapa ? Ujang pun tak tahu ? Penulis juga sama bego-nya gak tau juga, Hanya Tuhan. Hanya Tuhan.. Mereka sering berbagi senyum, berbalas tatapan mata, berbalas tatapan mata seperti berbalas pantun.. Ujang Jatuh hati wahai kawan, tak tahu dengan Icih ? Icih hanya melirik indah sambil tersenyum alihkan topik bicara.. Teman icih pun, si onah, endah, nining ikut memberikan semangat untuk Ujang melemparkan diri kedalam dasar hati Icih.. Si Rustam teman ujang pun tahu ? si Rustam juga mengompori ujang Sebenarnya Ujang bukan takut remuk jatuh kedalam jurang Icih, tapi ia takut kehilangan

Cerbung. Radith jadi mandataris Tuhan ?

Radith berada disebuah ruangan, mirip meeting room dengan cahaya lampu kuning dengan intesitas diatas 50 watt, ia dihapadkan dengan seseorang dengan gaya pakaian yang necis. Rambut licin kebelakang pakai pomade, pakai bowtie, celana hitam, serta kacamata retro yang terlihat tak pernah terlihat tua seiring zaman. Resmi sekali.             “ Saya adalah malaikat utusan Tuhan “ Ucap pria berpakaian necis itu. Radit menaikan sebelah alisnya.             “ Saya diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan mandat “             “ Kamu akan menjadi mandataris selama beberapa jam “             Radit berpikir ia sudah edan.             Tiba tiba meluncur sebuah kartu dengan tulisan acces card, kartu itu meluncur dari tangan pria itu dengan melesat. Kartu itu terbang !             “ Dengan itu kau bias keluar masuk surga, neraka, Department BMKG Semesta,, dan memeriksa serta membaca arsip dari Nabi Adam sampai George Washington “             Mana mungkin manusia yang nistanya sama deng

Puisi Twitter

4. kita adalah dua hal yang tak sepatutnya cerai, kembalilah padaku, aku merindu, mecandu, menggila.. Engkaulah nafas, akulah hidup 0 balasan 0 retweet 0 favorit   Balas   Retweet   Favoritkan Selengkapnya Pekat   @ To_Renn  ·  6 mnt 6 menit yang lalu 3. sang maha cinta, mari kita membusuk bersama dalam peluk sang bumi, biarpun dipanggang sekalian bersama, ataupun meleguk al kausar bersama 0 balasan 0 retweet 0 favorit   Balas   Retweet   Favoritkan Selengkapnya Pekat   @ To_Renn  ·  7 mnt 7 menit yang lalu 2. dan angin, mari kita arungi semesta jauh tak berujung, kita, kita berdua. sungguh aku merindu menggila mecandu. kita mengapung dalam raya 0 balasan 0 retweet 0 favorit   Balas   Retweet   Favoritkan Selengkapnya Pekat   @ To_Renn  ·  8 mnt 8 menit yang lalu 1.Wahai sang putri kembalilah padaku, padaku, aku sang puri tua yang muram merindu mecandu dirimu menggila tak bertepi. Mari buat kisah awan

Ini hanya saduran hati

Seperti halnya sebuah jurang yang tak punya dasar, aku tidak pernah menemukan ujung cerita ini. Hingga aku sadur kalangan perasaan dalam hatiku, untuk mu... Kita dalam bumi yang sama, bumi yang sama dipijak, namun aku merasakan kita dalam dimensi berbeda.. Seharusnya sebuah metamorfosa membawa sebuah kesempurnaan, namun ini membuahkan kebingungan, membuatku galau haluan.. Mungkin bukan aku takut melangkah, tetapi aku takut kehilangan engkau yang tak pernah aku inginkan sebelumnya.. Mungkin puisi ini tak akan pernah bermuara sampai kapanpun, karena aku tahu muara puisi ini adalah engkau, engkau adalah puisi puisi ku.. Engkaulah semesta aksara aksara yang kutulis, bilapun Tuhan jadikan langit sebagai kertas kertasku, dan samudra bergolak jadi tintaku. Aku rasa tak pernah cukup.. Aku seperti disebuah cabang... tak tahu harus kemana.. Biarlah hembusan nafas nafasmu membawa salam kematianku... Tak perlu aku mati dalam peluk ataupun genggamanku, cukup dalam nalarmu s