Skip to main content

Cerbung. Radith jadi mandataris Tuhan ?



Radith berada disebuah ruangan, mirip meeting room dengan cahaya lampu kuning dengan intesitas diatas 50 watt, ia dihapadkan dengan seseorang dengan gaya pakaian yang necis. Rambut licin kebelakang pakai pomade, pakai bowtie, celana hitam, serta kacamata retro yang terlihat tak pernah terlihat tua seiring zaman. Resmi sekali.
            “ Saya adalah malaikat utusan Tuhan “ Ucap pria berpakaian necis itu. Radit menaikan sebelah alisnya.
            “ Saya diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan mandat “
            “ Kamu akan menjadi mandataris selama beberapa jam “
            Radit berpikir ia sudah edan.
            Tiba tiba meluncur sebuah kartu dengan tulisan acces card, kartu itu meluncur dari tangan pria itu dengan melesat. Kartu itu terbang !
            “ Dengan itu kau bias keluar masuk surga, neraka, Department BMKG Semesta,, dan memeriksa serta membaca arsip dari Nabi Adam sampai George Washington “
            Mana mungkin manusia yang nistanya sama dengan pemburit Sodom, bias jadi mandataris Tuhan ? Pikiran itu terbesit dalam benak Radith.
            “ Satu lagi “ Pria itu menyerahkan sebuah jam tangan. Perkawinan Digital dan analog.
            “ Kalau mau pergi kemana saja, cukup tekan tombol hitam bertuliskan jump, lalu katakana tempatnya. Sedetik kemudian kau sampai ditujuan.
            Radith mengutak atik jam pemberian pria necis yang mengaku malaikat tersebut, saat Radith mendokakan kepalannya, pria itu lenyap seperti asap.
            “ Hmm “ Radith bergumam.
            Radith memencet tombol Jump.
            “ Neraka, paling bawah. Jahanam ! “
            Sedetik kemudian. Ia melihat api yang menyala nyala hebat.

Comments

Popular posts from this blog

Sobirin yang jatuh cinta

Dipersembahkan untuk seseorang yang nun jauh disana, dibalik gunung, yang suka tahu bulat dan Kawanku yang bernama M.H. Sobirin Diatas balkon lantai dua. Pukul dua belas malam. Angin dingin yang rasanya merobek kulit, melumatkan daging, dan menggigit tulang. Angin itu merasuk kedalam tubuh yang ringkih – tubuh yang kurang gizi karena kebanyakan makan beras murah, satu tingkat diatas beras berkutu, satu tingkat diatas beras raskin Bulog. Manusia malang itu masih saja memeluk lutut. Lagu Lonely dari Christina perri terdendang dari handphone made in china itu, terkadang terdengar suara distraksi yang kemrosok jika sampai pada nada yang tinggi. Kemejanya berkibar terkena angin malam.             Matanya yang polos itu, yang terlihat botak seperti tak punya alis mata menatap kosong kearah lalu lalang kendaraan di jalan A.H. Nasution. Kelebat lampu kendaraan, suara klakson, dan teriakan sopir, debu-debu semuanya seperti bergerak dalam hening dan lambat. Hati pengamat itu sedan

Cerpen : Gebetan Syariah

Malam ini gue jalan sama gebetan. Gue mau jalan sama Dita, kita beda sekolahan jadi sering kangen kangen gitu karena kita jarang ketemu. Gue udah mandi dan duduk didepan cermin dengan tatapan memuja, sambil bilang “ Kamu ganteng, kamu ganteng “ Dan manyunin bibir biar keliatan imut. Nyokap buka pintu dan liat gue merancau sendiri ngomong “kamu ganteng “, bibir monyong didepan cermin, dimana keadaan gue cuman pake handuk doang karena abis mandi. Gue membeku, nyokap menatap gue dengan tatapan nanar lalu menaruh deodorant roll di meja gue lalu pergi tanpa suara.             Gue ambil deodorant itu dan gue olesin diketiak gue, kaos warna item gue pilih buat menyamarkan gelambir yang udah berundak undak, gue pake celana jeans belel. Pas nyisir rambut entah kenapa ketek gue terasa terbakar. Pedes. Gue meringis lalu berteriak kalap keluar kamar. Gue buka baju didepan bokap yang lagi nonton tivi dan gue pajang ketek gue didepan kipas angin yang menyala. Masih pedes, gue berlari kearah dap