Skip to main content

Kisah Ujang dan Icih

Kuteringat sebuah kisah..
Tentang Ujang dan Icih..
Kisah tentang Ujang yang jatuh hati pada Icih..

Ujang dan Icih adalah teman yang selalu berbagai derai tawa, kadang juga muram duja..
Saling bercerita tentang taksiran, kadang saling menguatkan asa..
Saling unggah cerita diantara mereka, saling eksplorasi bahasa gaulnya..
Hingga masa menyeret mereka..

Ujang lama lama jatuh hati pada icih, kenapa ? Ujang pun tak tahu ? Penulis juga sama bego-nya gak tau juga, Hanya Tuhan. Hanya Tuhan..
Mereka sering berbagi senyum, berbalas tatapan mata, berbalas tatapan mata seperti berbalas pantun..
Ujang Jatuh hati wahai kawan, tak tahu dengan Icih ? Icih hanya melirik indah sambil tersenyum alihkan topik bicara..

Teman icih pun, si onah, endah, nining ikut memberikan semangat untuk Ujang melemparkan diri kedalam dasar hati Icih..
Si Rustam teman ujang pun tahu ? si Rustam juga mengompori ujang
Sebenarnya Ujang bukan takut remuk jatuh kedalam jurang Icih, tapi ia takut kehilangan ngarai menganga itu sendiri, ia tak mau kehilangan itu, tak mahu..

Ketika mereka berdua, berdua saja, Ujang ingin utarakan rasa, tapi sial ! Rahang ujang menegang seperti beton ! Icih hanya lirik lirik indah saja !
Ujang menyerapahi, merutuki diri..
Ingin kucolok mata Icih ! kenapa ? lirikan mata Icih tambah membakar dada Ujang..
Marilah pembaca, mari doakan Ujang agar punya keberanian..

Comments

Popular posts from this blog

Sobirin yang jatuh cinta

Dipersembahkan untuk seseorang yang nun jauh disana, dibalik gunung, yang suka tahu bulat dan Kawanku yang bernama M.H. Sobirin Diatas balkon lantai dua. Pukul dua belas malam. Angin dingin yang rasanya merobek kulit, melumatkan daging, dan menggigit tulang. Angin itu merasuk kedalam tubuh yang ringkih – tubuh yang kurang gizi karena kebanyakan makan beras murah, satu tingkat diatas beras berkutu, satu tingkat diatas beras raskin Bulog. Manusia malang itu masih saja memeluk lutut. Lagu Lonely dari Christina perri terdendang dari handphone made in china itu, terkadang terdengar suara distraksi yang kemrosok jika sampai pada nada yang tinggi. Kemejanya berkibar terkena angin malam.             Matanya yang polos itu, yang terlihat botak seperti tak punya alis mata menatap kosong kearah lalu lalang kendaraan di jalan A.H. Nasution. Kelebat lampu kendaraan, suara klakson, dan teriakan sopir, debu-debu semuanya seperti bergerak dalam hening dan lambat. Hati pengamat itu sedan

Cerpen : Gebetan Syariah

Malam ini gue jalan sama gebetan. Gue mau jalan sama Dita, kita beda sekolahan jadi sering kangen kangen gitu karena kita jarang ketemu. Gue udah mandi dan duduk didepan cermin dengan tatapan memuja, sambil bilang “ Kamu ganteng, kamu ganteng “ Dan manyunin bibir biar keliatan imut. Nyokap buka pintu dan liat gue merancau sendiri ngomong “kamu ganteng “, bibir monyong didepan cermin, dimana keadaan gue cuman pake handuk doang karena abis mandi. Gue membeku, nyokap menatap gue dengan tatapan nanar lalu menaruh deodorant roll di meja gue lalu pergi tanpa suara.             Gue ambil deodorant itu dan gue olesin diketiak gue, kaos warna item gue pilih buat menyamarkan gelambir yang udah berundak undak, gue pake celana jeans belel. Pas nyisir rambut entah kenapa ketek gue terasa terbakar. Pedes. Gue meringis lalu berteriak kalap keluar kamar. Gue buka baju didepan bokap yang lagi nonton tivi dan gue pajang ketek gue didepan kipas angin yang menyala. Masih pedes, gue berlari kearah dap