Seperti halnya sebuah jurang yang tak punya dasar, aku tidak pernah menemukan ujung cerita ini.
Hingga aku sadur kalangan perasaan dalam hatiku, untuk mu...
Kita dalam bumi yang sama, bumi yang sama dipijak, namun aku merasakan kita dalam dimensi berbeda..
Seharusnya sebuah metamorfosa membawa sebuah kesempurnaan, namun ini membuahkan kebingungan, membuatku galau haluan..
Mungkin bukan aku takut melangkah, tetapi aku takut kehilangan engkau yang tak pernah aku inginkan sebelumnya..
Mungkin puisi ini tak akan pernah bermuara sampai kapanpun, karena aku tahu muara puisi ini adalah engkau, engkau adalah puisi puisi ku..
Engkaulah semesta aksara aksara yang kutulis, bilapun Tuhan jadikan langit sebagai kertas kertasku, dan samudra bergolak jadi tintaku. Aku rasa tak pernah cukup..
Aku seperti disebuah cabang... tak tahu harus kemana..
Biarlah hembusan nafas nafasmu membawa salam kematianku...
Tak perlu aku mati dalam peluk ataupun genggamanku, cukup dalam nalarmu saja. Sederhana. Sederhana saja.
Seperti halnya Tuhan menciptakan Adam dan Hawa ataupun surga serta Neraka yang membara..
Comments
Post a Comment