Skip to main content

Mi Ultimo adios ' Bahasa Indonesia gubahan Jose Rizal

Selamat tinggal, Tanah tercinta, kesayangan mentari,
Mutiara lautan Timur, Kahyangan yang hilang!
Demi kau jiwa-raga kupasrahkan, dengan rela hati;
Andai 'ku lebih indah, lebih segar, lebih utuh dari ini,
'Kan kuserahkan jua, padamu 'tuk kebahagiaanmu ...
Bila kau lupakan aku, apalah artinya jika
'Ku bisa susuri tiap jengkal tercinta relungmu?
Jadilah seutas nada, berdenyut dan murni; sesudahnya
Jadilah aroma, cahya, senandung; lagi jadilah tembang atau tanda
Dan melalui semua, lagukan kembali keyakinanku.
Tanah pujaan, dengarkan selamat tinggalku!
Filipina Cintaku, dukamu sangat laraku jua,
Kutinggalkan kalian semua, yang sangat kucintai;
'Ku pergi ke sana, di mana tiada hamba tiada tiran berada,
Di mana Keyakinan tiada merenggut nyawa,
dan Tuhan mahakuasa beradu.
Selamat tinggal segala yang dimengerti jiwaku
Ya sanak-saudara tanah airku yang dirampasi;
Syukurilah berakhir hari-hari tertindasku;
Selamat tinggal, engkau yang asing nan manis, sukacita dan sahabatku;
Selamat tinggal, orang-orang yang kucintai. Mati hanyalah tetirah ini.
 Puisi Jose Rizal, martir bagi Philipina dan patron serta pengilham pejuang Tanah merahku - Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Sobirin yang jatuh cinta

Dipersembahkan untuk seseorang yang nun jauh disana, dibalik gunung, yang suka tahu bulat dan Kawanku yang bernama M.H. Sobirin Diatas balkon lantai dua. Pukul dua belas malam. Angin dingin yang rasanya merobek kulit, melumatkan daging, dan menggigit tulang. Angin itu merasuk kedalam tubuh yang ringkih – tubuh yang kurang gizi karena kebanyakan makan beras murah, satu tingkat diatas beras berkutu, satu tingkat diatas beras raskin Bulog. Manusia malang itu masih saja memeluk lutut. Lagu Lonely dari Christina perri terdendang dari handphone made in china itu, terkadang terdengar suara distraksi yang kemrosok jika sampai pada nada yang tinggi. Kemejanya berkibar terkena angin malam.             Matanya yang polos itu, yang terlihat botak seperti tak punya alis mata menatap kosong kearah lalu lalang kendaraan di jalan A.H. Nasution. Kelebat lampu kendaraan, suara klakson, dan teriakan sopir, debu-debu semuanya seperti bergerak dalam hening dan lambat. Hati pengamat itu sedan

Cerpen : Gebetan Syariah

Malam ini gue jalan sama gebetan. Gue mau jalan sama Dita, kita beda sekolahan jadi sering kangen kangen gitu karena kita jarang ketemu. Gue udah mandi dan duduk didepan cermin dengan tatapan memuja, sambil bilang “ Kamu ganteng, kamu ganteng “ Dan manyunin bibir biar keliatan imut. Nyokap buka pintu dan liat gue merancau sendiri ngomong “kamu ganteng “, bibir monyong didepan cermin, dimana keadaan gue cuman pake handuk doang karena abis mandi. Gue membeku, nyokap menatap gue dengan tatapan nanar lalu menaruh deodorant roll di meja gue lalu pergi tanpa suara.             Gue ambil deodorant itu dan gue olesin diketiak gue, kaos warna item gue pilih buat menyamarkan gelambir yang udah berundak undak, gue pake celana jeans belel. Pas nyisir rambut entah kenapa ketek gue terasa terbakar. Pedes. Gue meringis lalu berteriak kalap keluar kamar. Gue buka baju didepan bokap yang lagi nonton tivi dan gue pajang ketek gue didepan kipas angin yang menyala. Masih pedes, gue berlari kearah dap