Skip to main content

Puisi ' Kematian bangsaku - kematian Indonesia

Kepada tanah yang menjadi rahim kekayaan
Kepada air yang mengalir dan menegukan dahaga kesengsaraan
Kepada Indonesia yang kini telah hilang
Kepada Indonesia yang kini hanya sebaris nama tanpa nyawa

Kulihat sejuta helai sayap garuda gugur diudara
Senandung duka cita menggema memekakan penjuru negeri penuh balada
Bangsa yang dulu dijajah oleh para perampas
Perampas yang kini sudah meranggas ditumpas para pejuang yang kalap dibakar dendam ingin merdeka
Duhai Indonesia…
Kini kau dijual dan dijajakan oleh para sarjana durjana 
Wahai Ibu pertiwi yang tersungkur menangis menahan dera durhaka anak anakmu

Kugugurkan bebungaan diatas nisanmu
Kau yang tak tahan menahan sekarat karena ulah keparat  yang merayakan senyum licik mereka
Semoga kau bangkit dengan amarah dan murka yang kan membinasakan, mematahkan seringai serigala mereka
Entah kau mewujud dalam jiwa manusia yang menyala hebat bagai tentara empat lima
Entah dalam gugur bencana

Semoga kau tenang dan bangkit wahai jiwa bangsaku

Comments

Popular posts from this blog

Sobirin yang jatuh cinta

Dipersembahkan untuk seseorang yang nun jauh disana, dibalik gunung, yang suka tahu bulat dan Kawanku yang bernama M.H. Sobirin Diatas balkon lantai dua. Pukul dua belas malam. Angin dingin yang rasanya merobek kulit, melumatkan daging, dan menggigit tulang. Angin itu merasuk kedalam tubuh yang ringkih – tubuh yang kurang gizi karena kebanyakan makan beras murah, satu tingkat diatas beras berkutu, satu tingkat diatas beras raskin Bulog. Manusia malang itu masih saja memeluk lutut. Lagu Lonely dari Christina perri terdendang dari handphone made in china itu, terkadang terdengar suara distraksi yang kemrosok jika sampai pada nada yang tinggi. Kemejanya berkibar terkena angin malam.             Matanya yang polos itu, yang terlihat botak seperti tak punya alis mata menatap kosong kearah lalu lalang kendaraan di jalan A.H. Nasution. Kelebat lampu kendaraan, suara klakson, dan teriakan sopir, debu-debu semuanya seperti bergerak dalam hening dan lambat. Hati pengamat itu sedan

Cerpen : Gebetan Syariah

Malam ini gue jalan sama gebetan. Gue mau jalan sama Dita, kita beda sekolahan jadi sering kangen kangen gitu karena kita jarang ketemu. Gue udah mandi dan duduk didepan cermin dengan tatapan memuja, sambil bilang “ Kamu ganteng, kamu ganteng “ Dan manyunin bibir biar keliatan imut. Nyokap buka pintu dan liat gue merancau sendiri ngomong “kamu ganteng “, bibir monyong didepan cermin, dimana keadaan gue cuman pake handuk doang karena abis mandi. Gue membeku, nyokap menatap gue dengan tatapan nanar lalu menaruh deodorant roll di meja gue lalu pergi tanpa suara.             Gue ambil deodorant itu dan gue olesin diketiak gue, kaos warna item gue pilih buat menyamarkan gelambir yang udah berundak undak, gue pake celana jeans belel. Pas nyisir rambut entah kenapa ketek gue terasa terbakar. Pedes. Gue meringis lalu berteriak kalap keluar kamar. Gue buka baju didepan bokap yang lagi nonton tivi dan gue pajang ketek gue didepan kipas angin yang menyala. Masih pedes, gue berlari kearah dap