Kepada Selfia yang berulang tahun di 13 Maret.
Untuk seorang gadis yang lugu seharum sakura berguguran
Aku melihat semu dalam pipi kusammu
Wahai adikku
Wahai adikku yang mungkin belum bulat menjadi seorang gadis dewasa
Adikku yang sudah jatuh cinta pada pemuda
Yang sudah tahu pedihnya rasa cinta
Walau Kakakmu tahu kau masih polos bagai benih hujan dirahim awan
Wahai Adikku yang tak bersusunan darah yang sama
Kulihat dalam jernih matamu yang menyimpan kelamnya sejarah lalu
hidup kakakmu
Adikku yang memuja dan membuat sudut nirwana dalam sisi otakmu
Yang meng”Imani” cinta
Bukankah kau selalu ingin menggenggam erat setiap jemari kekasihmu
Menjadi pelengkap celah jari kekasihmu
Semabuk apakah kau wahai adikku ?
Semabuk kau dibuai semesta aksara indah yang merampas jiwamu kah ?
Kakakmu ingin bertanya ?
Matilah dalam bahagiamu
Hiduplah dalam harapan dan janji kehidupan yang cerah, secerah mentari
yang bangun dipagi hari
Mentari yang selalu menepati janji kepada Yang maha romantis
Kakakmu yang tertindas rasa cintanya sendiri
Yang sudah tandas harapannya bagi angan fikirnya
Yang kadang bersegukan dalam derai tawa palsu dan ingin berbahak
senaif mereka
Yang selalu berdoa kepada sang maha cinta untuk cinta yang lebih
baik
Yang selalu menantang mentari seakan aku hendak melenyapkan gelora
sinarnya
Kakakmu yang membuat bahtera maha luas
Bahtera yang berisi ketulusan
Kesetian
Yang dijamin dengan segala simpul nafas dan darah yang bergetar
dalam setiap sel yang gugur dan mekar disetiap detik berganti
Apakah akan selalu dikhianati harapnya sendiri ?
Mereka terlalu biadab adikku ?
Kemana aku meninjukan tangis dan tegukan pedihku ?
Selain pada kau
Yakni
Adikku yang mengimani cinta dan jatuh hati pada seorang pemuda
Comments
Post a Comment